Memasak, merupakan suatu aktivitas harian yang cukup menguras energi. Dan akan menjadi ringan jika diniatkan ibadah lillahi ta'ala. Memasak juga bisa dianggap ribet tapi juga bisa menjadi tempat mengaktualisasi diri. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Memasuki hari ke-26 bulan suci Ramadhan 1441. H ini, sungguh saya telah kehabisan ide padupadan menu. Saya berinisiatif bertanya kepada suami, barangkali ada order khusus dari beliau.

"Ayah pingin dimasakin apa?"

"Sayur bening daun kelor, tempe goreng dan sambel terasi".

"Baiklah koki siap beraksi" jawabku sambil berseloroh.

Tapi hari ini cuaca sangat panas, membuat diri ini agak malas. Hanya rebahan sambil memeluk guling yang membuat nyaman. Menjelang pukul empat sore barulah saya bergegas ke dapur. Anak-anak dibuatkan menu berbuka apa ya pikirku sambil membuka kulkas. Di sana masih ada filet dada ayam, komplit dengan kentang, buncis dan wortel.

Ya sudahlah akan saya ulang menu berbuka 2 minggu yang lalu saja, steak ayam. Membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menyiapkan hidangan ini. Sambil memotong buah dan menyiapkan lemon tea panas, akhirnya sepuluh menit menjelang berbuka steak ayam sudah siap di meja makan. Alhamdulillah.

Sengaja kali ini steak ayam yang saya siapan berukuran jumbo. Kentang , wortel dan buncis dua kali lebih banyak dari biasanya. Hal ini saya lakukan untuk mensiasati anak-anak yang agak sulit makan sayur.

Setelah menyelesaikan sholat tarawih dan witir, saya berniat menyantap menu berbuka yang belum sempat saya sentuh. Tapi entah mengapa saya kehilangan selera. Dan tetiba saya teringat permintaan suami yang belum sempat saya eksekusi. Segera saya siapkan sayur bening daun kelor. Cukup dibumbui bawang merah, bawang putih, tomat, garam dan gula pasir. Dalam waktu 3 nenit sayur bening daun kelor sudah siap. Saya lanjutkan menggoreng tempe dan tahu sebagai temannya. Terakhir sambel terasi. Tepat pukul sembilan malam saya dan suami berdua saja menikmati makan malam yang kemalaman.